Sejumlah nelayan sidat mengunjungi BBI Majenang-ARIN
Konservasi sidat di Kabupaten Cilacap terus dikembangkan. Terlebih potensi sidat di dari wilayah barat hingga timur Cilacap cukup bagus.
Kali ini, Pemerintah Kabupaten Cilacap berupaya mengembangkan konservasi sidat di wilayah Kecamatan Majenang, melalui projek IFish.
Bahkan dari projek IFish selama enam tahun di Kabupaten Cilacap, mampu mengekspror Unagi yang merupakan salah satu hasil budidaya sidat ke Jepang, melalui Koperasi Mina Sidat Bersatu.
Plt Kepala Dinas Perikanan Cilacap, Indarto mengatakan, sebelumnya pihaknya telah melakukan meningkatkan kapasitas budidaya sidat stadia glass eel di Balai Benih Ikan (BBI) Majenang.
“Harapan kami BBI Majenang ini nantinya dapat menyediakan benih sidat jenis glass eel yang berkualitas. Karena kita tahu bahwa potensi budidaya sidat di Cilacap cukup besar, dari wilayah timur, seperti Kroya, Adipala, Nusawungu hingga wilayah barat seperti Kaliwungu, Sidareja, Kedungreja dan lainnya,” katanya.
Indarto menambahkan, BBI diharapkan dapat menjadi fasilitator atau menularkan teknologi untuk budidaya sidat ke para pembudidaya lainnya.
Untuk itu, pihaknya pun secara rutin melakukan pelatihan kepada para pembudidaya sidat di Kabupaten Cilacap.
“Kita saat ini sedang mengenalkan kepada para pembudidaya sidat di Kabupaten Cilacap untuk bagaimana melakukan budidaya dengan menggunakan teknologi air seminim mungkin. Karena ini cocok digunakan di wilayah perkotaan,” ujarnya.
Sementara itu, nelayan dan pengepul sidat asal Panikel, Kecamatan Kampung Laut, Daryanto mengaku, saat ini kelompoknya masih kesulitan untuk mengembangkan budidaya sidat jenis glass eel.
“Untuk glass eel masih kesulitan mencapai 100 persen, karena sudah kita uji cobakan. Kendalanya butuh biaya cukup besar. Jadi untuk saat ini kita budiaya jenis Elver dan ukuran lainnya yang lebih besar,” kata dia.
Pihaknya pun berharap, dengan bantuan pemerintah melalui sejumlah pelatihan-pelatihan, mampu meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam pengembangan budidaya sidat.
“Panikel ini sumber sidat dari berbagai jenis. Potensinya sangat besar. Tapi memang untuk kelompok masih sedikit,” ujarnya.
cr:radarmas