Annastia bersama kelompok guru penggerak saat pamerkan lokakarya metode pembelajaran ular tangga profil pelajar pancasila di halaman Pendapa Wijayakusuma Cilacap, Selasa (4/7/2023). (Ulul Azmi).
Belajar sambil bermain menjadi salah satu opsi pembelajar yang dinilai efektif dan mudah dipahami oleh siswa.
Terlebih dalam kurikulum merdeka belajar saat ini, guru dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan, baik di dalam maupun di luar kelas.
Seperti halnya Annastia Martina Tristianti, S.Pd, seorang guru penggerak dari SMA Negeri 3 Cilacap yang menginspirasi metode pembelajaran dengan ular tangga atau diberi nama Pertapa yakni permainan ular tangga profil pelajar pancasila.
Menurut Annastia, metode belajar dengan ular tangga dapat melatih siswa kreatif dan memunculkan nalar kritis. Karena, selain mempermainkan ular tangga, siswa juga belajar dengan gambar dan membaca.
“Konsepnya menjadikan sekolah sebagai taman bermain, dan tempat yang menyenangkan untuk belajar, saya membuat Pertapa, permainan ular tangga profil pelajar pancasila, sehingga anak bisa mengenal enam dimensi profil pelajar pancasila,” ujar Annastia saat memamerkan Pertapa di stand halaman Pendapa Wijayakusuma Cilacap, Selasa (4/7/2023).
Annastia menyebut, belajar dengan media ular tangga ukuran besar sama dengan permainan ular tangga pada umumnya, hanya saja media yang digunakan cukup besar dan bisa dimainkan sampai 6 orang.
“Cara bermainnya, dengan melempar dadu, kemudian melangkah sesuai dengan titik dadunya. Bertemu tangga naik dan bertemu ular turun. Jadi bermain sambil membaca, mendorong mereka lebih bernalar kritis. Ular tangga ini bisa dimainkan lebih dari dua orang, bisa 4 sampai 6 orang. Metode ini bisa diterapkan di dalam dan luar kelas,” ujarnya.
Dalam kotak media ular tangga tersebut berisi sejumlah materi seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cara kreatif, inovatif serta bernalar kritis yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya berkaitan dengan profil pelajar pancasila.
“Harapannya anak anak bisa bermain sambil belajar learning by doing dan bisa mengimplementasikan apa yang sudah didapat dari materi ke kehidupan mereka sehari-hari,” imbuhnya.
Gabriel Jogodamai Warella (16), salah satu siswa kelas 10 SMA Negeri 3 Cilacap, bersama teman-temannya merespons baik pembelajaran dengan metode ular tangga ini, karena suasana pembelajaran bisa lebih kritis dan menyenangkan.
“Ini sangat mengasyikan, jadi bisa belajar kreatif dan inovatif dari permainan tersebut. Dari ular tangga, banyak yang bisa dipelajari, seperti berpikir kreatif, berperilaku jujur, kritis dan melakukan hal yang mengasikan,” ujarnya.
Tak hanya Annastia, guru penggerak dalam kelompoknya juga turut memamerkan metode pembelajaran lain yang menyenangkan seperti bermain kartu kwartet.
Beberapa metode itu dipamerkan dalam lokakarya 7 panen hasil belajar, program pendidikan guru penggerak angkatan 7 Provinsi Jawa Tengah di Cilacap.
cr:serayunews