Wilayah perairan selatan Jawa mulai masuk musim angin timuran yang terjadi sekira Juli sampai Agustus. Biasanya salah satunya ditandai dengan munculnya ubur-ubur.
Jenis ubur-ubur pun bermacam-macam. Jenis yang sering di panen merupakan ubur-ubur yang tidak berbahaya. Namun ada pula ubur-ubur yang berbahaya, yakni ubur-ubur api.
Ubur-ubur api mulai muncul di perairan Jawa, seperti Pacitan dan Yogyakarta. Bahkan, ubur-ubur api ini sempat membahayakan pengunjung di Pantai Parangtritis Yogyakarta.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Sarjono mengatakan, meski di Cilacap belum mulai bermunculan ubur-ubur api, tetapi masyarakat dan wisatawan perlu waspada.
Terlebih biasanya, ubur-ubur api juga sering ditemukan di perairan Cilacap.
“Itu sangat berbahaya. Tapi untuk di Cilacap baru mulai ada tanda-tanda. Di lihat dari faktor cuaca yang masih hujan mengakibatkan musim ubur-ubur bisa mundur,” katanya.
Dia menyampaikan, biasanya ubur-ubur akan muncul saat musim kemarau panjang. Namun, wisawatan diminta untuk tetap waspada akan adanya ubur-ubur api.
Karena jika terkena sengatan ubur-ubur api, dapat menyebabkan rasa gatal-gatal pedas dan membuat melepuh.
“Ubur-ubur api biasanya ciri-cirinya lebih kecil, tudungnya berwarna biru. Ini muncul dengan ubur-ubur yang jenis biasa yang sering dipanen. Biasanya terdampar di pantai karena terbawa ombak,” jelas Sarjono.
Dikatakan Sarjono, biasanya saat puncak musim ubur-ubur nelayan dapat memanen hingga 1 ton tiap perahu.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, gelombang tinggi sedang terjadi di pantai selatan Cilacap dan Kebumen.
Bahkan, ketinggian ombak mencapai 4-6 meter. Sebagian wilayah pun masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan. Sehingga wisatawan maupun masyarakat yang beraktivitas di laut diminta untuk waspada.
“Saat ini angin pada umumnya bertiup dari arah timur ke tenggara dengan kecepatan 6-25 knot. Kondisi gelombang memang sedang tinggi hingga 8 Juli 2023. Jadi perlu diwaspadai bagi yang hendak beraktivitas di pantai,” kata Rendi.
cr:radarmas