Nokia membuat perubahan pada identitas perusahaan dengan menciptakan logo baru untuk pertama kalinya dalam hampir 60 tahun terakhir.
Ini tampaknya dilakukan sebagai bagian dari upaya mereka untuk mempercepat pertumbuhan yang lebih agresif di pasar bisnis.
Logo baru tersebut terdiri dari lima kata “NOKIA” yang didesain dengan bentuk berbeda dari skema warna biru sebelumnya.
Logo baru justru menampilkan berbagai warna sesuai tujuan penggunaannya.
Chief Executive Nokia, Pekka Lundmark, mengatakan pergeseran branding Nokia ini mencerminkan fokus baru perusahaan pada pasar teknologi bisnis.
Artinya, asosiasi sebelumnya dengan smartphone tidak lagi jadi prioritas utama.
Asosiasi di sini adalah HMD Global, perusahaan yang memegang hak nama merek Nokia untuk setiap smartphone yang dijual.
Lundmark membeberkan perubahan logo Nokia ini dalam gelaran pameran dagang tahunan Mobile World Congress (MWC) di Barcelona, Spanyol, Minggu (26/2).
Lundmark menjelaskan, logo baru perusahaan ini melambangkan Nokia yang berenergi, dinamis, dan modern, menunjukkan nilai-nilai dan tujuannya.
Ini telah dirancang sebagai simbol kolaborasi yang Nokia yakini sangat penting untuk mewujudkan potensi eksponensial jaringan, yakni membuka keuntungan dalam keberlanjutan, produktivitas dan aksesibilitas.
“ Saat ini kami adalah perusahaan teknologi bisnis,”
Chief Executive Nokia, Pekka Lundmark –
Sejak memimpin Nokia pada 2020, Lundmark menetapkan strategi bisnisnya dengan tiga tahap: reset, accelerate, dan scale. Tahap pertama reset telah dilakukan, dan saat ini perusahaan akan menjalankan tahap kedua.
Nokia saat ini sedang mengembangkan bisnis service provider, di mana mereka menjual peralatan ke perusahaan telekomunikasi dan sektor bisnis yang berbeda.
“Perusahaan kami mengalami pertumbuhan 21 persen yang sangat baik tahun lalu, yang saat ini sekitar 8 persen dari penjualan kami, atau kira-kira 2 miliar euro.
Kami ingin menjadikannya dua digit secepat mungkin,” ujar Lundmark sebagaimana dikutip Reuters.
“Sinyalnya sangat jelas. Kami hanya ingin berada di bisnis di mana kami dapat melihat kepemimpinan global.”
Strategi teknologi Nokia yang diperbarui merinci bagaimana jaringan perlu berevolusi untuk memenuhi tuntutan era metaverse.
Ketika dunia berevolusi menjadi semakin bergantung pada konektivitas, jaringan akan menjadi struktur yang mendasari segala sesuatu yang digital, di mana kinerja dan konsumsi jaringan akan memiliki bobot dan kepentingan yang sama.
Kualitas jaringan tradisional akan diperlukan berintegrasi dengan fleksibilitas dan skalabilitas cloud.
Jaringan yang memahami, berpikir, dan bergerak ini memiliki potensi untuk membawa kekuatan transformatif jaringan ke setiap industri.
Nokia berambisi untuk memimpin transformasi ini melalui portofolio terbaik dan penelitian disruptif terkemuka di industri dari Nokia Bell Labs.
“Kami melihat potensi digital untuk mengubah bisnis, industri, dan masyarakat dengan peluang keuntungan signifikan dalam produktivitas, keberlanjutan, dan aksesibilitas. Teknologi jaringan kritis kami yang terdepan di pasar semakin dibutuhkan oleh pelanggan dan mitra di setiap industri,” ujar Lundmark dalam siaran pers yang diterima kumparan, Senin (27/2).
“Kami melihat masa depan di mana jaringan lebih dari sekadar menghubungkan orang dan benda. Mereka mudah beradaptasi, otonom dan dapat dikonsumsi. Mereka adalah jaringan yang memahami, berpikir, dan bergerak serta mereka memaksimalkan peluang digitalisasi”.
“Hari ini kami mengungkapkan strategi perusahaan dan teknologi kami yang diperbarui dengan fokus untuk menghadirkan potensi eksponensial jaringan, memelopori masa depan di mana jaringan dan cloud bersinergi. Untuk memulai ambisi ini, kami memperbarui brand yang merefleksikan citra kami saat ini–pemimpin inovasi teknologi B2B. Ini Nokia, tapi bukan seperti yang pernah dilihat dunia sebelumnya,”
– Chief Executive Nokia, Pekka Lundmark
Hari ini di MWC, Nokia meluncurkan rangkaian produk dan layanan baru untuk menunjukkan dan meningkatkan kepemimpinan teknologinya.
cr:kumparan
Baca Juga