Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memastikan Gunung Marapi yang erupsi sudah bersih dari pendaki. Data dari BKSDA Sumbar tercatat ada 104 pendaki yang dipaksa turun dari gunung.
“Dari 104 itu hanya 47 orang yang legal masuk sedangkan sisanya ilegal. Semuanya kita suruh turun,” kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono yang dihubungi Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Ardi menyebutkan, bagi pendaki ilegal dimasukkan daftar hitam (blacklist) dan tidak diperbolehkan lagi mendaki Gunung Marapi.
“Sanksinya bagi yang masuk ilegal adalah tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi lagi,” jelas Ardi. Sebelumnya diberitakan, Gunung Marapi di Sumatera Barat erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 300 meter di atas puncak pada Sabtu (7/1/2023) sekitar pukul 06.11 WIB.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara,” ujar
Koordinator Kelompok Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Oktory Prambada yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/1/2023).
Oktory mengatakan erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13.4 mm dan durasi lebih kurang 45 detik.
Menurut Oktory, dalam beberapa bulan belakangan memang terjadi peningkatan aktivitas di dalam perut gunung Marapi sehingga menimbulkan erupsi.
“Kendati demikian levelnya masih level II atau waspada,” jelas Oktory. Oktory mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.
“Ini demi keselamatan warga juga. Jadi mohon dipatuhi rekomendasi itu karena Marapi sekarang berada di level II (status waspada) dan ada aktivitas (erupsi),” kata Oktory.
Oktory mengakui karena adanya peningkatan aktivitas di dalam perut gunung bisa sewaktu-waktu menyebabkan terjadinya erupsi.
“Jadi inilah yang harus diwaspadai warga maupun pengunjung. Radius 3 kilometer dari kawah harus dihindari,” kata Oktory.
sumber : kompas.com
Baca Juga